Melaksanakan komputasi secara terdistribusi
diantara beberapa prosesor.
Hanya saja komputasinya bersifat loosely coupled system yaitu setiap prosesor mempunyai local memory sendiri. Komunikasi terjadi melalui bus atau jalur telepon. Keuntungannya hampir sama dengan prosesor jamak, multiprocessor, yaitu adanya pembagian sumber daya dan komputasi lebih cepat. Namun, pada distributed system juga terdapat keuntungan lain, yaitu memungkinkan komunikasi antar komputer. Sistem terdistribusi merupakan kebalikan dari Sistem Operasi Prosesor Jamak. Pada sistem tersebut, setiap prosesor memiliki memori lokal tersendiri. Kumpulan prosesornya saling berinteraksi melalui saluran komunikasi seperti LAN dan WAN menggunakan protokol standar seperti TCP/IP. Karena saling berkomunikasi, kumpulan prosesor tersebut mampu saling berbagi beban kerja, data, serta sumber daya lainnya. Namun, keduanya berbagi keunggulan yang serupa seperti dibahas sebelum ini. Terdapat sekurangnya tiga model dalam sistem terdistribusi ini. Pertama, sistem client/server yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima jasa layanan. Pada sebuah jaringan akan didapatkan: file server, time server, directory server, printer server, dan seterusnya. Kedua, sistem point to point dimana sistem dapat sekali gus berfungsi sebagai client mau pun server. Terakhir sistem terkluster, yaitu beberapa sistem komputer yang digabungkan untuk mendapatkan derajat kehandalan yang lebih baik. Sistem operasi tersebut diatas, ialah NetOS/Distributed OS. Contoh penerapan Distributed System: Small Area Network (SAN), Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Online Service (OL)/Outernet, Wide Area Network (WAN)/Internet.
Hanya saja komputasinya bersifat loosely coupled system yaitu setiap prosesor mempunyai local memory sendiri. Komunikasi terjadi melalui bus atau jalur telepon. Keuntungannya hampir sama dengan prosesor jamak, multiprocessor, yaitu adanya pembagian sumber daya dan komputasi lebih cepat. Namun, pada distributed system juga terdapat keuntungan lain, yaitu memungkinkan komunikasi antar komputer. Sistem terdistribusi merupakan kebalikan dari Sistem Operasi Prosesor Jamak. Pada sistem tersebut, setiap prosesor memiliki memori lokal tersendiri. Kumpulan prosesornya saling berinteraksi melalui saluran komunikasi seperti LAN dan WAN menggunakan protokol standar seperti TCP/IP. Karena saling berkomunikasi, kumpulan prosesor tersebut mampu saling berbagi beban kerja, data, serta sumber daya lainnya. Namun, keduanya berbagi keunggulan yang serupa seperti dibahas sebelum ini. Terdapat sekurangnya tiga model dalam sistem terdistribusi ini. Pertama, sistem client/server yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima jasa layanan. Pada sebuah jaringan akan didapatkan: file server, time server, directory server, printer server, dan seterusnya. Kedua, sistem point to point dimana sistem dapat sekali gus berfungsi sebagai client mau pun server. Terakhir sistem terkluster, yaitu beberapa sistem komputer yang digabungkan untuk mendapatkan derajat kehandalan yang lebih baik. Sistem operasi tersebut diatas, ialah NetOS/Distributed OS. Contoh penerapan Distributed System: Small Area Network (SAN), Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Online Service (OL)/Outernet, Wide Area Network (WAN)/Internet.
Gambar 1-5. Distributed System
Sistem kluster ialah gabungan dari beberapa sistem
individual (komputer) yang dikumpulkan pada suatu lokasi, saling berbagi tempat
penyimpanan data (storage), dan saling terhubung dalam jaringan lokal (Local
Area Network). Sistem kluster memiliki persamaan dengan sistem paralel dalam
hal menggabungkan beberapa CPU untuk meningkatkan kinerja komputasi. Jika salah
satu mesin mengalami masalah dalam menjalankan tugas maka mesin lain dapat
mengambil alih pelaksanaan tugas itu. Dengan demikian, sistem akan lebih andal
dan fault tolerant dalam melakukan komputasi. Dalam hal jaringan, sistem
kluster mirip dengan sistem terdistribusi (distributed system). Bedanya, jika
jaringan pada sistem terdistribusi melingkupi komputer-komputer yang lokasinya
tersebar maka jaringan pada sistem kluster menghubungkan banyak komputer yang
dikumpulkan dalam satu tempat. Dalam ruang lingkup jaringan lokal, sistem
kluster memiliki beberapa model dalam pelaksanaannya: asimetris dan simetris.
Kedua model ini berbeda dalam hal pengawasan mesin yang sedang bekerja.
Pengawasan dalam model asimetris menempatkan suatu mesin yang tidak melakukan
kegiatan apapun selain bersiap-siaga mengawasi mesin yang bekerja. Jika mesin
itu mengalami masalah maka pengawas akan segera mengambil alih tugasnya. Mesin
yang khusus bertindak pengawas ini tidak diterapkan dalam model simetris.
Sebagai gantinya, mesin-mesin yang melakukan komputasi saling mengawasi keadaan
mereka. Mesin lain akan mengambil alih tugas mesin yang sedang mengalami
masalah. Jika dilihat dari segi efisiensi penggunaan mesin, model simetris
lebih unggul daripada model asimetris. Hal ini disebabkan terdapat mesin yang
tidak melakukan kegiatan apapun selain mengawasi mesin lain pada model
asimetris. Mesin yang ’menganggur’ ini dimanfaatkan untuk melakukan komputasi
pada model simetris. Inilah yang membuat model simetris lebih efisien. Isu yang
menarik tentang sistem kluster ialah bagaimana mengatur mesin-mesin penyusun
sistem dalam berbagi tempat penyimpanan data (storage). Untuk saat ini,
biasanya sistem kluster hanya terdiri dari dua hingga empat mesin berhubung
kerumitan dalam mengatur akses mesin-mesin ini ke tempat penyimpanan data. Isu
di atas juga berkembang menjadi bagaimana menerapkan sistem kluster secara
paralel atau dalam jaringan yang lebih luas (Wide Area Network). Hal penting
yang berkaitan dengan penerapan sistem kluster secara paralel ialah kemampuan
mesin-mesin penyusun sistem untuk mengakses data di storage secara serentak.
Berbagai
software khusus dikembangkan untuk mendukung
kemampuan itu karena kebanyakan sistem operasi tidak menyediakan fasilitas yang
memadai. Salah satu contoh perangkat-lunak-nya-nya ialah Oracle Parallel Server
yang khusus didesain untuk sistem kluster paralel. Seiring dengan perkembangan
pesat teknologi kluster, sistim kluster diharapkan tidak lagi terbatas pada
sekumpulan mesin pada satu lokasi yang terhubung dalam jaringan lokal. Riset
dan penelitian sedang dilakukan agar pada suatu saat sistem kluster dapat
melingkupi berbagai mesin yang tersebar di seluruh belahan dunia. Komputasi
model terbaru ini juga berbasis jaringan dengan clustered system. Digunakan
super computer untuk melakukan komputasinya. Pada model ini komputasi
dikembangkan melalui pc-farm. Perbedaan yang nyata dengan komputasi berbasis
jaringan ialah bahwa komputasi berbasis grid dilakukan bersama-sama seperti
sebuah multiprocessor dan tidak hanya melakukan pertukaran data seperti pada
komputasi berbasis jaringan.
1.1.6. Sistem Operasi Waktu Nyata
Sistem waktu nyata (Real Time Systems) ialah suatu
sistem yang mengharuskan suatu komputasi selesai dalam jangka waktu tertentu.
Jika komputasi ternyata belum selesai maka sistem dianggap gagal dalam
melakukan tugasnya. Sistem waktu nyata memiliki dua model dalam pelaksanaannya:
hard real time system dan soft real time system.
Hard real time system menjamin suatu proses yang
paling penting dalam sistem akan selesai dalam jangka waktu yang valid. Jaminan
waktu yang ketat ini berdampak pada operasi dan perangkat keras (hardware) yang
mendukung sistem. Operasi I/O dalam sistem, seperti akses data ke storage,
harus selesai dalam jangka waktu tertentu. Dari segi (hardware), memori
jangka pendek (short-term memory) atau read-only memory (ROM) menggantikan
hard-disk sebagai tempat penyimpanan data. Kedua jenis memori ini dapat mempertahankan data mereka tanpa suplai
energi. Ketatnya aturan waktu dan keterbatasan hardware dalam sistem ini
membuat ia sulit untuk dikombinasikan dengan sistem lain, seperti sistim
multiprosesor dengan sistem time-sharing.
Soft real time system tidak memberlakukan aturan
waktu seketat hard real time system. Namun, sistem ini menjamin bahwa suatu
proses terpenting selalu mendapat prioritas tertinggi untuk diselesaikan
diantara proses-proses lainnya. Sama halnya dengan hard real time system,
berbagai operasi dalam sistem tetap harus ada batas waktu maksimum.
Aplikasi sistem waktu nyata banyak digunakan dalam
bidang penelitian ilmiah, sistem pencitraan medis, sistem kontrol industri, dan
industri peralatan rumah tangga. Dalam bidang pencitraan medis, sistem kontrol
industri, dan industri peralatan rumah tangga, model waktu nyata yang banyak
digunakan ialah model hard real time system. Sedangkan dalam bidang penelitian
ilmiah dan bidang lain yang sejenis digunakan model soft real time system.
Menurut Morgan [MORG92], terdapat sekurangnya lima karakteristik dari sebuah
sistem waktu nyata :
ü Deterministik, dapat ditebak berapa waktu
yang dipergunakan untuk mengeksekusi operasi.
ü Responsif, kapan secara pasti eksekusi
dimulai serta diakhiri.
ü Kendali pengguna, dengan menyediakan
pilihan lebih banyak daripada sistem operasi biasa.
ü Kehandalan, sehingga dapat menanggulangi
masalah-masalah pengecualian dengan derajat tertentu.
ü Penanganan kegagalan, agar sistem tidak
langsung crash.
1.1.7. Aspek Lain Sistem Operasi
Masih terdapat banyak aspek sistem operasi yang
lain; yang kurang cocok diuraikan dalam bab pendahuluan ini. Sebagai penutup
dari sub-pokok bahasan ini; akan disinggung secara singkat perihal :
• Sistem Multimedia
• Embeded System
• Komputasi Berbasis Jaringan
• PDA dan Telepon Seluler
• Smart Card
Sistem MultiMedia
Sistem multimedia merupakan sistem yang mendukung
sekali gus berbagai medium seperti gambar tidak bergerak, video (gambar
bergerak), data teks, suara, dan seterusnya. Sistem operasi yang mendukung
multimedia seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut :
v Handal: para pengguna tidak akan gembira
jika sistem terlalu sering crash/tidak handal.
v Sistem Berkas: ukuran berkas multimedia
cenderung sangat besar. Sebagai gambaran, berkas video dalam format MPEG dengan
durasi 60 menit akan berukuran sekitar 650 MBytes. Untuk itu, diperlukan sistem
operasi yang mampu menangani berkas-berkas dengan ukuran tersebut secara
efektif dan efisien.
v Bandwidth: diperlukan bandwidth (ukuran
saluran data) yang besar untuk multimedia.
v Waktu Nyata (Real Time): selain bandwidth
yang besar, berkas multimedia harus disampaikan secara lancar berkesinambungan,
serta tidak terputus-putus. Walau pun demikian, terdapat toleransi tertentu
terhadap kualitas gambar/suara (soft real time).
Embeded System:
Komputasi embedded melibatkan komputer embedded
yang menjalankan tugasnya secara real-time. Lingkungan komputasi ini banyak
ditemui pada bidang industri, penelitian ilmiah, dan lain sebagainya. Mengacu
pada sistem komputer yang bertugas mengendalikan tugas spesifik dari suatu alat
seperti mesin cuci digital, tv digital, radio digital. Terbatas dan hampir tak
memiliki user-interface. Biasanya melakukan tugasnya secara real-time merupakan
sistem paling banyak dipakai dalam kehidupan.
Komputasi Berbasis Jaringan
Pada awalnya komputasi tradisional hanya meliputi
penggunaan komputer meja (desktop) untuk pemakaian pribadi di kantor atau di
rumah. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi maka komputasi tradisional
sekarang sudah meliputi penggunaan teknologi jaringan yang diterapkan mulai
dari desktop hingga sistem genggam. Perubahan yang begitu drastis ini membuat
batas antara komputasi tradisional dan komputasi berbasis jaringan sudah tidak
jelas lagi. Komputasi berbasis jaringan menyediakan fasilitas pengaksesan data
yang luas oleh berbagai perangkat elektronik. Akses tersedia asalkan perangkat
elektronik itu terhubung dalam jaringan, baik dengan kabel maupun nirkabel.
PDA dan Telepon Seluler
Secara umum, keterbatasan yang dimiliki oleh
sistem genggam sesuai dengan kegunaan/layanan yang disediakan. Sistem genggam
biasanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang membutuhkan portabilitas suatu mesin
seperti kamera, alat komunikasi, MP3 Player dan lain lain. Sistem genggam ialah
sebutan untuk komputer-komputer dengan kemampuan tertentu, serta berukuran
kecil sehingga dapat digenggam. Beberapa contoh dari sistem ini ialah Palm
Pilots, PDA, dan telepon seluler. Isu yang berkembang tentang sistem genggam
ialah bagaimana merancang perangkat lunak dan perangkat keras yang sesuai
dengan ukurannya yang kecil. Dari sisi perangkat lunak, hambatan yang muncul
ialah ukuran memori yang terbatas dan ukuran monitor yang kecil. Kebanyakan
sistem genggam pada saat ini memiliki memori berukuran 512 KB hingga 8 MB.
Dengan ukuran memori yang begitu kecil jika dibandingkan dengan PC, sistem
operasi dan aplikasi yang diperuntukkan untuk sistem genggam harus dapat
memanfaatkan memori secara efisien. Selain itu mereka juga harus dirancang agar
dapat ditampilkan secara optimal pada layar yang berukuran sekitar 5 x 3 inci.
Dari sisi perangkat keras, hambatan yang muncul ialah penggunaan sumber tenaga
untuk pemberdayaan sistem. Tantangan yang muncul ialah menciptakan sumber
tenaga (misalnya baterai) dengan ukuran kecil tapi berkapasitas besar atau
merancang hardware dengan konsumsi sumber tenaga yang sedikit.
Smart Card
Smart Card (Kartu Pintar) merupakan sistem
komputer dengan ukuran kartu nama. Kemampuan komputasi dan kapasitas memori
sistem ini sangat terbatas sehingga optimasi merupakan hal yang paling
memerlukan perhatian. Umumnya, sistem ini digunakan untuk menyimpan informasi
rahasia untuk mengakses sistem lain. Umpamanya, telepon seluler, kartu
pengenal, kartu bank, kartu kredit, sistem wireless, uang elektronis, dst.
Dewasa ini (2004), smart card dilengkapi dengan prosesor 8 bit (5 MHz), 24 kB
ROM, 16 kB EEPROM, dan 1 kB RAM. Namun kemampuan ini meningkat drastis dari
waktu ke waktu.
1.2 Struktur Sistem Komputer
Tidak ada suatu ketentuan khusus tentang bagaimana
seharusnya struktur sistem sebuah komputer. Setiap ahli dan desainer arsitektur
komputer memiliki pandangannya masing-masing. Akan tetapi, untuk mempermudah
kita memahami detail dari sistem operasi di bab-bab berikutnya, kita perlu
memiliki pengetahuan umum tentang struktur sistem komputer. Secara umum, sistem
komputer terdiri atas CPU dan sejumlah device controller yang terhubung melalui
sebuah bus yang menyediakan akses ke memori. Umumnya, setiap device controller
bertanggung jawab atas sebuah hardware spesisfik. Setiap device dan CPU dapat
beroperasi secara konkuren untuk mendapatkan akses ke memori. Adanya beberapa
hardware ini dapat menyebabkan masalah sinkronisasi. Karena itu untuk
mencegahnya sebuah memory controller ditambahkan untuk sinkronisasi akses
memori.
Pada sistem komputer yang lebih maju,
arsitekturnya lebih kompleks. Untuk meningkatkan performa, digunakan beberapa
buah bus. Tiap bus merupakan jalur data antara beberapa device yang berbeda.
Dengan cara ini RAM, Prosesor, GPU (VGA AGP) dihubungkan oleh bus utama
berkecepatan tinggi yang lebih dikenal dengan nama FSB (Front Side Bus).
Sementara perangkat lain yang lebih lambat dihubungkan oleh bus yang
berkecepatan lebih rendah yang terhubung dengan bus lain yang lebih cepat
sampai ke bus utama. Untuk komunikasi antar bus ini digunakan sebuah bridge.
Gambar 1-6. Arsitektur Umum Komputer
Tanggung jawab sinkronisasi bus yang secara tak
langsung juga mempengaruhi sinkronisasi memori dilakukan oleh sebuah bus
controller atau dikenal sebagai bus master. Bus master akan mengendalikan
aliran data hingga pada satu waktu, bus hanya berisi data dari satu buah
device. Pada prakteknya bridge dan bus master ini disatukan dalam sebuah
chipset.
NB: GPU = Graphics
Processing Unit; AGP = Accelerated Graphics Port; HDD = Hard Disk Drive; FDD =
Floppy Disk Drive; FSB = Front Side Bus; USB = Universal Serial Bus; PCI =
Peripheral Component Interconnect; RTC = Real Time Clock; PATA = Pararel
Advanced Technology Attachment; SATA = Serial Advanced Technology Attachment;
ISA = Industry Standard Architecture; IDE = Intelligent Drive
Electronics/Integrated Drive Electronics; MCA = Micro Channel Architecture;
PS/2 = Sebuah port yang dibangun IBM untuk menghubungkan mouse ke PC;
Jika komputer dinyalakan, yang dikenal dengan nama
booting, komputer akan menjalankan bootstrap program yaitu sebuah
program sederhana yang disimpan dalam ROM yang berbentuk chip CMOS
(Complementary Metal Oxide Semiconductor). Chip CMOS modern biasanya bertipe
Electrically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM), yaitu memori
non-volatile (tak terhapus jika power dimatikan) yang dapat ditulis dan dihapus
dengan pulsa elektronik. Lalu bootsrap program ini lebih dikenal sebagai BIOS
(Basic Input Output System). Bootstrap program utama, yang biasanya terletak di
motherboard akan memeriksa perangkat keras utama dan melakukan inisialisasi
terhadap program dalam hardware yang dikenal dengan nama firmware. Bootstrap program utama kemudian akan
mencari dan meload kernel sistem operasi ke memori lalu dilanjutkan dengan
inisialisasi sistem operasi. Dari sini program sistem operasi akan menunggu
kejadian tertentu. Kejadian ini akan menentukan apa yang akan dilakukan sistem
operasi berikutnya (event-driven).
Gambar 1-7.
Arsitektur PC Modern
Kejadian ini pada komputer modern biasanya ditandai dengan munculnya interrupt dari software atau hardware, sehingga Sistem Operasi ini disebut Interrupt-driven. Interrupt dari hardware biasanya dikirimkan melalui suatu signal tertentu, sedangkan software mengirim interrupt dengan cara menjalankan system call atau juga dikenal dengan istilah monitor call. System/Monitor call ini akan menyebabkan trap yaitu interrupt khusus yang dihasilkan oleh software karena adanya masalah atau permintaan terhadap layanan sistem operasi. Trap ini juga sering disebut sebagai exception. Setiap interrupt terjadi, sekumpulan kode yang dikenal sebagai ISR (Interrupt Service Routine) akan menentukan tindakan yang akan diambil. Untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu polling yang membuat komputer memeriksa satu demi satu perangkat yang ada untuk menyelidiki sumber interrupt dan dengan cara menggunakan alamat-alamat ISR yang disimpan dalam array yang dikenal sebagai interrupt vector di mana sistem akan memeriksa Interrupt Vector setiap kali interrupt terjadi. Arsitektur interrupt harus mampu untuk menyimpan alamat instruksi yang di-interrupt. Pada komputer lama, alamat ini disimpan di tempat tertentu yang tetap, sedangkan padakomputer baru, alamat itu disimpan di stack bersama-sama dengan informasi state saat itu.
RANGKUMAN
Sistem operasi telah berkembang selama lebih dari
40 tahun dengan dua tujuan utama. Pertama, sistem operasi mencoba mengatur
aktivitas-aktivitas komputasi untuk memastikan pendayagunaan yang baik dari
sistem komputasi tersebut. Kedua, menyediakan lingkungan yang nyaman untuk
pengembangan dan jalankan dari program.
Pada awalnya, sistem komputer digunakan dari depan
konsol. Perangkat lunak seperti assembler, loader, linker dan compiler
meningkatkan kenyamanan dari sistem pemrograman, tapi juga memerlukan waktu
set-up yang banyak. Untuk mengurangi waktu set-up tersebut, digunakan jasa
operator dan menggabungkan tugas-tugas yang sama (sistem batch).
Sistem batch mengizinkan pengurutan tugas secara
otomatis dengan menggunakan sistem operasi yang resident dan memberikan
peningkatan yang cukup besar dalam utilisasi komputer. Komputer tidak perlu
lagi menunggu operasi oleh pengguna. Tapi utilisasi CPU tetap saja rendah. Hal
ini dikarenakan lambatnya kecepatan alat-alat untuk I/O relatif terhadap
kecepatan CPU. Operasi off-line dari alat-alat yang lambat bertujuan untuk
menggunakan beberapa sistem reader-to-tape dan tape-to-printer untuk satu CPU.
Untuk meningkatkan keseluruhan kemampuan dari sistem komputer, para developer
memperkenalkan konsep multiprogramming. Dengan multiprogramming, beberapa tugas
disimpan dalam memori dalam satu waktu; CPU digunakan secara bergantian
sehingga menambah utilisasi CPU dan mengurangi total waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Multiprogramming, yang dibuat untuk
meningkatkan kemampuan, juga mengizinkan time sharing.
Sistem operasi yang bersifat time-shared
memperbolehkan banyak pengguna untuk menggunakan komputer secara interaktif
pada saat yang bersamaan. PC adalah mikrokomputer yang dianggap lebih kecil dan
lebih murah dibandingkan komputer mainframe. Sistem operasi untuk
komputer-komputer seperti ini diuntungkan oleh pengembangan sistem operasi
untuk komputer mainframe dalam beberapa hal. Namun, semenjak penggunaan
komputer untuk keperluan pribadi, maka utilisasi CPU tidak lagi menjadi
perhatian utama. Karena itu, beberapa desain untuk komputer mainframe tidak
cocok untuk sistem yang lebih kecil.
Paralel System mempunyai lebih dari satu CPU yang
mempunyai hubungan yang erat; CPU-CPU tersebut berbagi bus komputer, dan
kadang-kadang berbagi memori dan perangkat yang lainnya. Sistem seperti itu
dapat meningkatkan throughput dan reliabilititas.
Sistem hard real-time sering kali digunakan
sebagai alat pengontrol untuk applikasi yang dedicated. Sistem operasi yang
hard real-time mempunyai batasan waktu yang tetap yang sudah didefinisikan
dengan baik.Pemrosesan harus selesai dalam batasan-batasan yang sudah
didefinisikan, atau sistem akan gagal. Sistem soft real-time mempunyai lebih
sedikit batasan waktu yang keras, dan tidak mendukung penjadualan dengan
menggunakan batas akhir. Pengaruh dari internet dan World Wide Web (WWW) baru-baru
ini telah mendorong pengembangan sistem operasi modern yang menyertakan web
browser serta perangkat lunak jaringan dan komunikasi sebagai satu kesatuan.
Multiprogramming dan sistem time-sharing meningkatkan kemampuan komputer dengan
melampaui batas operasi (overlap) CPU dan I/O dalam satu mesin. Hal seperti itu
memerlukan perpindahan data antara CPU dan alat I/O, ditangani baik dengan
polling atau interrupt-drivenakses ke I/O port, atau dengan perpindahan DMA.
Agar komputer dapat menjalankan suatu program, maka program tersebut harus
berada di memori utama (main memory). Memori utama adalah satu-satunya tempat
penyimpanan yang besar yang dapat diakses secara langsung oleh prosessor,
merupakan suatu array dari word atau byte, yang mempunyai ukuran ratusan sampai
jutaan ribu. Setiap word memiliki alamatnya sendiri. Memori utama adalah tempat
penyimpanan yang volatile, dimana isinya hilang bila sumber energinya (energi
listrik) dimatikan. Kebanyakan sistem komputer menyediakan secondary storage
sebagai perluasan dari memori utama. Syarat utama dari secondary storage adalah
dapat menyimpan data dalam jumlah besar secara permanen. Secondary storage yang
paling umum adalah disk magnetik, yang meyediakan penyimpanan untuk program mau
pun data. Disk magnetik adalah alat penyimpanan data yang nonvolatile yang juga
menyediakan akses secara random. Tape magnetik digunakan terutama untuk backup,
penyimpanan informasi yang jarang digunakan, dan sebagai media pemindahan
informasi dari satu sistem ke sistem yang lain. Beragam sistem penyimpanan
dalam sistem komputer dapat d isusun dalam hirarki berdasarkan kecepatan dan
biayanya. Tingkat yang paling atas adalah yang paling mahal, tapi cepat.
Semakin kebawah, biaya per bit menurun, sedangkan waktu aksesnya semakin
bertambah (semakin lambat).
Sistem operasi harus memastikan operasi yang benar
dari sistem komputer. Untuk mencegah pengguna program mengganggu operasi yang
berjalan dalam sistem, perangkat keras mempunyai dua mode: mode pengguna dan
mode monitor. Beberapa perintah (seperti perintah I/O dan perintah halt) adalah
perintah khusus, dan hanya dapat dijalankan dalam mode monitor. Memori juga
harus dilindungi dari modifikasi oleh pengguna. Timer mencegah terjadinya
pengulangan secara terus menerus (infinite loop). Hal-hal tersebut (dual mode,
perintah khusus, pengaman memori, timer interrupt) adalah blok bangunan dasar
yang digunakan oleh sistem operasi untuk mencapai operasi yang sesuai.
0 Tanggapan :
Post a Comment