Tersebutlah sebuah desa yang
terletak di wilayah kabupaten kolaka utara, desa tersebut adalah sebuah desa
kecil dengan jumlah penduduk sekitar 1.000.000 jiwa yakni desa ngapa, menurut
cerita yang sampai hari ini masih terus di diceritakan oleh para orang tua
kepada anaknya mengatakan bahwa dulunya masyarakat pernah berencana
membuat sebuah masjid desa namun naas belum sempat terselesaikan, tiba-tiba masjid tersebut terkena hantaman angin puting beliung dimalam hari, semua orang di desa tersebut sangat pusing memikirkan bagaimana cara agar masjid tersebut dapat terselesaikan dengan cepat.
membuat sebuah masjid desa namun naas belum sempat terselesaikan, tiba-tiba masjid tersebut terkena hantaman angin puting beliung dimalam hari, semua orang di desa tersebut sangat pusing memikirkan bagaimana cara agar masjid tersebut dapat terselesaikan dengan cepat.
Tibalah suatu malam, salah seorang
penduduk sekitar yang pada saat itu di tunjuk sebagai imam desa mendapatkan
sebuah wangsit/mimpi akan petunjuk sebuah harta karun dalam bentuk intan yang
sangat banyak, bahkan bisa membiayai 2x lipat pembuatan masjid desa ngapa saat
itu dan bahkan sekarang. Dalam mimpinya itu sang imam diberitahukan bahwa
pergilah ke sebuah gua/liang yang terletak di sebuah kaki bukit di desa ngapa
untuk mengambil sejumlah intan dan emas dengan membawa mahar seekor kerbau
bertanduk emas, namun yang mengherankan adalah bukit yang dimaksudkan tersebut
adalah sebuah bukit yang selama ini digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai
tempat pembuangan sampah.
Tanpa berpikir panjang lagi, seusai
shalat shubuh, sang imam pun bergegas mengambil harta karun tersebut, setibanya
dimulut gua terlihat 2 orang penjaga liang telah siap menjemput sang imam,
sesampainya di dalam liang, pak imam langsung diperlihatkan harta yang telah
dijanjikan dalam mimpinya itu namun sial ternyata sang imam lupa membawa mahar yang
telah di beritahukan yakni seekor kerbau bertanduk emas, alangkah kecewa hati
sang imam namun apa hendak dikata nasi telah menjadi bubur tak akan ada lagi
kesempatan kedua bahkan mungkin hingga ajal menjemput.
Sepualngnya dari gua itu sang imam
langsung manceritakan hal tersebut kepada semua warga desa sekitar bahkan
sampai terdengar ke telinga para jajaran pemerintah daerah yang saat itu masih berkedudukan di kolaka
Hingga saat ini gua tersebut masih
ada namun sayang sekali karena gua tersebut sudah tidak diperhatikan lagi
bahkan kembali digunakan sebagai tempat pembuangan sampah walaupun legenda yang
tersimpan itu masih tetap diceritakan secara turun temurun, gua ini bahkan
diyakini warga memiliki tembusan hingga ke gua tengkorak.
0 Tanggapan :
Post a Comment